Tanpa ada orangtua, rasanya Imlek memang sangat lain. Tak kepingin masak, apalagi beli makanan khas Imlek. Kami hanya menikmati foto-foto, penayangan di TV gemerlapnya Imlek dan suasana meriah serba merah, dan persiapan untuk perayaan Imlek di VIhara maupun di keluarga.
Tak ada yang dibeli untuk makanan istimewa di hari Imlek karena kami hanya berdua saja. Lalu bagaimana dengan Imlek yang sudah hadir. Ada beberapa sms yang datang di hp saya. Selamat hari Imlek. Jawaban saya singkat: "Terima kasih. Sayang tak merayakan Imlek".
Hambar yach begitulah karena kami memang tak punya keinginan merayakan karena tak ada lagi orangtua atau saudara yang patut dikunjungi.
Ditengah kehambaran itu masih ada orang yang sangat memperhatikan kami. Dia menghantarkan jeruk . Jeruk yang merupakan lambang kemakmuran dan kebahagiaan dari Imlek. Inilah yang mereka hantarkan.
dokumen pribadi |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar