9 Juni 2017

Keseimbangan dalam HIdup Rumah Tangga

www.shutterstock.com


Judul ini saya pilih untuk memenuhi salah satu tugas dari Collab Arisan Backlinks. Sebenarnya, tema ketiga yang diminta adalah “Menjadi IBu Rumah Tangga Bahagia”. Namun saya merasa kurang yakin dapat menulis tema yang diminta. Lebih baik diganti temanya daripada memaksakan diri untuk menulis tema yang tidak bisa saya yakini.

 Masuk dalam kehidupan rumah tangga bukan hal yang mudah. Apalagi jika masing-masing pihak sudah mendekati usia yang sangat dewasa atau paling tidak sudah melewati tahap super matang . Tantangan hidup yang akan dihadapi ketika masuk dalam pernikahan sudah dipikirkan matang-matang. Walaupun demikian, ternyata hal itu tak mudah sekali yach . Realitas adalah dua pribadi yang telah terbentuk sekian lama bersatu menjadi satu, sangat mengagetkan. Penyesuaian diri yang drastis agar relasi tetap terjaga dengan baik menjadi kunci utamanya. 

Setelah kehadiran buah hati pun jadi hal yang lain lagi. Bersama-sama mengarungi kesulitan untuk membesarkan seorang anak yang dilahirkan dengan kondisi yang awalnya dinyatakan harus operasi. Tetapi beruntung tidak jadi operasi. 

 Tetapi saat memasuki tahap-tahap kesehatan anak yang kritis pun harus dilalui, tahun pertama hingga kelima , anak yang sering sakit. Walaupun sakitnya tidak serius, batuk dan pilek, tetapi karena saya harus meninggalkan anak untuk kerja di kantor, hal itu menjadi hal yang mengkhawatirkan. Hampir tiap bulan ke luar masuk ke dokter anak, berganti dokter anak jadi langganan saya. Saya selalu merasa “guilty feeling” apabila meninggalkan anak dalam keadaan sakit ketika berangkat ke kantor. 

Melangkah sebagai orangtua dari seorang anak tunggal, jadi pilihan yang gampang dan sulit. Mendidik anak dengan disiplin dan role model yang baik serta memandirikan anak. Sayangnya, anak tidak suka bergaul dengan teman-teman sebayanya. Dia lebih suka menggambar di rumah ketimbang main bersama teman lain. 

Mengantarkan anak ke jenjang yang lebih tinggi, memandirikan anak dengan melepaskannya ke kehidupan perguruan tinggi di negara orang. Sebagai orangtua , saya belajar untuk terus memberikan support, penguatan, memantau dari jauh ketika anak belajar untuk mandiri , belajar untuk melepaskan keegoan orangtua, belajar untuk melihat anak jatuh bangun melihat dunia nyata, kesulitan untuk memasak, kesulitan untuk beradaptasi dengan budaya setempat, kesulitan untuk mengurus kerusakan tempat tidur , kesulitan untuk mendapatkan internet yang lebih baik dalam jangka waktu yang panjang. Berbagai kesulitan itu membuat hidup anak menjadi lebih matang dalam melangkah. Melangkah dan memilih keputusan dalam setiap kesulitan . 

 Keseimbangan hidup itu dialami terus menerus karena anak adalah tanggung jawab kami untuk bisa memandirikannya. Selesai tugas anak sudah selesai dari perguruan tinggi, ada tugas yang masih harus mendampingi anak dalam pencarian pekerjaan dan karir yang tepat. 

Passion atau karier jadi pilihan hidup. Bukan tempat kerja yang nyaman, tetapi pilihan yang harus dikejar adalah pilihan hidup sesuai dengan passion yang ingin dicapai setinggi-tinggi-nya. Kejarlah dan raihlah, kami berkomitmen mendukungmu.

Tulisan ini dibuat dalam rangka Collaboration writing dengan tema :   " IBu Rumah Tangga Bahagia" oleh  ErnawatiLilys

2 komentar:

  1. Makasi mom Ina pengalaman mengajarkan pada kebijakan hidup ya mba. Saya juga masih belajar banyak :)

    BalasHapus
  2. bagian yg melepaskan anak menempuh pendidikan itu yg kadang ortu gmn gtu ya. Semoga jg bisa legowo kalau anak2 nanti belajar dimanapun...

    BalasHapus

Share
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...