17 April 2015

CIPTAKANLAH BINTARO, LINGKUNGAN SEHAT

Sehat badan dan jasmani adalah dambaan dari setiap insan, warga Bintaro . Semua warga yang bertempat tinggal di Bintaro, tentunya ingin menikmati hidup sehat.   Namun hidup sehat tidak dapat secara otomatis mudah didapatkan.   Hidup sehat hanya ada jika lingkungan  sehat tercipta.

Masih teringat akan tema dari hari Keshatan seduania yang mengambil tema “Food Safety” dan Hari Bumi mengusung tema “It’s our Turn to Lead”.   Kedua tema itu mengandung unsur bahwa kita yang hidup di bumi ini harus hidup sehat dengan keamanan makanan yang bersih, mudah, murah, lingkungan sehat.  Kitalah yang menciptakan lingkungan sehat itu bukan orang lain.

Warga atau komunitas Bintaro memiliki kesempatan untuk  berolahraga  sehat, murah dan aman.   Olahraga yang paling murah adalah jalan kaki atau lari pagi.   Jalan kaki memang murah untuk warga Bintaro karena jalan kaki itu selain menyehatkan otot dan jantung, diabetis.   Siapa saja dapat mengusahakan jalan kaki tanpa harus ikut komunitas.  Mungkin bisa membentuk komunitas kecil.  Sayangnya,  olahraga jalan kaki pagi hari di Sektor 1 dan 2 Bintaro itu kurang nyaman dan aman.   Mengapa?   Saya menemukan tidak adanya trotoar khusus untuk pejalan kaki.  Bahkan trotoar itu sudah berubah menjadi tempat penjual di sekitar seberang kali  Sektor 2.   Tempat penjual itu tidak hanya mengubah fungsi lahan tapi juga mengubah wajah Bintaro. Kumuh karena berderet-deret lapak yang tak teratur dan tak indahnya lingkungan Bintaro.  Bahkan trotoar pejalan kaki di sektor 1 , banyak yang sudah rusak dan membahayakan, tetapi belum juga diganti dan diperbaiki.   Tempat pejalan kaki mulai terpinggirkan, di sektor 2, pinggir kali sebelah kanan dan kiri dipenuhi dengan PKL.  Tempat pejalan kaki di depan mesjid sektor 2 pun  hilang digantikan dengan  PKL.

 Untuk sehat di usia lansia,  saya menyempatkan waktu ikut senam Tera di Taman Kepodang setiap pagi dari hari Senin sampai Sabtu  pukul 6.00 hingga pukul 7.00.   Senam Tera ini menyehatkan otot,  mencegah osteoporosis.    Menggunakan taman Kepodang yang luasnya sekitar 5 x 4 meter dan indah itu membangun semangat untuk berinteraksi antar komunitas atau warga. Taman ini merupakan ruang terbuka bagi warga Walet, Kepodang sekitarnya. Taman ini diisi dengan tumbuhan dan tanaman yang mendukung ekologi, sosial, budaya, ekonomi, estetika. Sayangnya,   taman indah yang dimiliki oleh Pemda Tangerang  tidak mempunyai kursi-kursi  penghias taman.   Seringkali hari Sabtu dan Minggu taman ini digunakan oleh warga  berekreasi dengan agak merusak tanaman untuk bermain di sana. Padahal larangan sudah diterapkan.  Juga kebersihan taman sebaiknya dijaga, tidak ada coret mencoret di dasar taman.

 bagi warga di sektor 1 dan 2 pasti cukup mengenal pasar semi-modern  di sektor 2.  Pasar ini memang sangat potensial untuk berbelanja.  Cukup lengkap dari jualan sayur, seperti bayam, kankung, sawi, tomat, dan cabai.   Termasuk, daging sapi, ayam, ikan laut dan segar dan buah-buahan baik lokal maupun impor.    Berbelanja di pasar semi-modern ini diharapkan mendapatkan sayuran , buah-buahan dan  ikan serta daging yang segar,tanpa bahan pengawet/fertilizer, bahkan jajanan yang bersih dari bahan-bahan yang membahayakan kesehatan.
    Namun,  di pasar semi-modern sektor 2 ini tampaknya belum selaras dengan moto “Kesehatan Lingkungan”.    Di mana-mana terlihatlah sampah-sampah dibiarkan menumpuk .   Di sisi kanan  dekat dengan WC atau toilet, terdapat sampah yang dibiarkan menumpuk tanpa tempat sampah yang ditutup.  Apalagi di sayap kiri di seberang pasar, terdapat sebuah tempat yang sangat bau menyengat karena sampah menumpuk dibiarkan tak diambil.   Penanganan dari kebersihan sampah ini perlu ditangani serius baik itu pedagang  maupun pembeli.  Tak membuang sampah sembarangan, tak menumpuk sampah, dan membuat sampah dari bak tertutup.     Apabila dibiarkan maka banyak lalat yang mengerubungi makanan, sayur, daging, ikan.  Alangkah kurangnya higenis !  Apalagi pada siang hari ketika semua pedagang berbenah, tampaklah air-air yang dipakai untuk membersihkan lapak-lapak itu mengalir tanpa adanya selokan,tempat pembuangan.   Bayangkan air kotoran itu entah mengalir ke tempat-tempat yang tidak sepantasnya menimbulkan bakteri yang berterbaran.


    Air tanah di sektor 2 tidak layak untuk konsumsi.   Ketika perawat anak saya ikut membantu kami selama hampir 5 tahun,  awalnya badannya sangat sehat. Tiba-tiba suatu hari ditemukan sakit  kuning, muntah-muntah dan tidak memiliki nafsu makan. Diagnosa oleh dokter adalah terkena penyakit ginjal karena  banyak kandungan Fe atau besi (3.45 vs 1,00 standar air bersih untuk minum).  Kesadaran kami baru timbul setelah adanya pengalaman ini.   Air tanah yang selama itu dikonsumsi untuk masak, minum, ternyata tidak layak minum/makan. Hal ini dapat diketahui setelah diperiksa oleh Sucofindo atau suatu badan swasta yang memiliki laboratorian pemeriksaan kuatlias air tanah.
Dengan tidak layaknya air tanah untuk konsumsi, terpaksa warga banyak berlangganan PAM yang disediakan oleh PAM Kepodang.  Namun,  air PAM ini pun tak menjamin  layak untuk dikonsumsi.  Warga yang belum  sadar akan resiko  bahayanya untuk konsumsi  air PAM tak layak, perlu memeriksakan  dulu Sucofindo atau badan swasta pengawas air tanah.

Lebih sehat, jika penyedia jasa  air PAM, selalu menjamin  kebersihan, kelayakan air PAM yang dikonsumsi warganya benar-benar agar layak konsumsi.    Konsumsi air minum layak minum ini sangat besar pengaruhnya bagi kesehatan (bersih, tidak bau, tidak mengandung bakteri berbahaya).
Air tanah yang digunakan oleh warga Bintaro patut dihemat bukan untuk dipakai untuk mencuci mobil dan membuangnya dengan sembarangan atau menyirami tanaman berlebihan.  Memanfaatkan  “Grey Water” dan air hujan. Kelangkaan air bersih baik karena iklim ekstrim, exploitasi/penggunaan secara besar-besaran akan berdampak buruk terhadap ketersediaan air, akibatnya penurunan permukaan tanah.   Menghindari krisis air, gunakan dengan bijak, hemat air dengan memanfaatkan grey water dan air hujan. Grey water yang merupakan air limbah bekas dapur, cuci piring, bekas pakaian, dapat digunakan untuk menyiram tanaman atau membersihkan mobil.

Aktivitas pagi hari sangat sibuk dengan berbagai kendaraan yang ke luar pada waktu yang bersamaan.   Ketika semua warga yang berangkat pag, semuanya ingin cepat dan selamat tiba di tujuan.  Tapi yang terjadi adalah sebaliknya.   Lalu Lintas sangat  kacau atau boleh dikatakan semrawut.   Terutama di perempatan sektor 2.    Tak ada rambu-rambu  atau traffic light, sehingga semua ingin maju bersama.  Alhasil,  seringkali orang ingin berdesakan maju.  Jika tak ada yang mengalah, terpaksa macet.   Kepulan asap dan knalpot sangat tidak sehat.   Apalagi bagi  pejalan kaki yang berada di sekitarnya terpaksa menghirup udara kotor dari asap-asap kendaraan.  Sungguh tak menyehatkan sama sekali.

 Pengelolaan sampah di sektor 2 RT 002/005 agaknya masih tradisional. Semua sampah baik itu organik maupun inorganik masih dijadikan satu dalam satu kantong sampah berwarna hitam.  Sangat disayangkan apabila sosialisasi bagi warga itu tidak diberikan. Sampah perlu dikelola, dipilih dan dipilah.   Mendaur ulang barang-barang yang tidak digunakan lagi. Tak ada sampah yang tersisa.  Jika ada bank sampah yang dapat dikelola oleh salah satu warga, alangkah sangat sehat dan hijaunya lingkungan kami.

 Lingkungan sehat adalah kebahagiaan dan kesehatan dari semua warga .  Mewujudkannya memang tidak mudah, tapi dengan tekad dan kemauan kerasa dari semua warga, hal ini tentu tak mustahil.  Dalam rangka ultah HUT ke-36 Bintaro Jaya,  warga perlu kesadaran bahwa  “Lingkungan Sehat adalah bersih, nyaman, segar yang diciptakan oleh warganya yang sadar akan kesehatan dengan merawat, mewujudkan dan menciptakan kebersihan dan kesehatan lingkungannya”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Share
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...