7 Mei 2015

MEMBENCI KELAKUAN ANAK, MENCINTAINYA SEBAGAI ANAK

Malam tanggal 6 May 2015, pukul 20.00 setelah makan malam, saya sedang mencari kunci safety box .  Saya perlu mengambil BPKP mobil yang ada di safety box karena ada perpanjangan STNK yang sebentar lagi akan jatuh tempo.
Saat mencari kunci safety box, saya kaget setengah mati kenapa dompet kecil menyimpan kunci itu terbuka lebar. Tak ada tanda-tanda kunci di dalamnya. Rasanya panik sekali dimana kunci itu?  Segera mengucur keringat dingin saya.  Saya merasa tak pernah memindahkan kunci itu dari dalam dompet yang memang saya siapkan dengan baik penyimpanannya.

Membongkar seisi lemari pakaian anak saya tempat dimana dompet itu disimpan.  Satu persatu, baju dari tiap rak dibongkar. Dirapikan lagi untuk dapat menemukan barang berharga "kunci".   Saya mulai panik tak ada jejak dari kunci itu.  Bingung, saya mulai panggil suami. Suami mulai menenangkan diri saya.

Kembali saya mulai bongkar sekali lagi.  Dan ketika saya melihat ada tas batik besar, saya tiba-tiba ingin melihat isi di dalamnya.  Saya temukan dompet kecil kedua . Tapi lagi2 tidak ada isinya.  Rak yang berikutnya di bongkor. Akhirnya, ada kunci yang terselip diantara pakaian-pakain yang belum dirapikan.

Siapa yang membongkar dompet itu dan meletakkan kunci safety box di luar dompet?
Berbagai asumsi dan pertanyaan pun berdatangan.   Suami langsung memberikan "insight".   Itu dompet kecil kamu pernah dipinjam oleh Helsa (anak saya).   Lalu, kenapa dia bongkar dan buang itu kunci dari dompet kecil , tanya saya dalam hati.

Setelah menenangkan diri. Besoknya saya tanyakan kepada anak saya di Skype apa betul dia melakukan itu. Singkat dia menjawab :  "Iya.  Soalnya waktu itu terburu-buru mau pergi, saya letakkan begitu saja", katanya enteng.

Saya langsung beritahukan kepadanya, saya tak suka dengan cara dia meminjam dompet kecil saya tanpa memberitahukan maupun meletakkan kunci safety box seenaknya.    Saya katakan dengan tegas cara dan kelakuannya itu salah.  Tapi saya tetap tekankan bahwa saya  tak suka dengan kelakuannya tetapi tidak berarti saya tidak mencintainya sebagai seorang anak.

O gosh!  A lot of energy to find out the safety  box key !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Share
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...